Planetarium Part 2 : Ada Samudra Di Pluto?
Pada 2015, wahasa antariksa tak berawak NASA New Horizons mencapai Pluto, menghabiskan waktu tiga bulan mengamati sang planet mini, terutama sebuah kawasan terang di dekat ekuator Pluto yang mirip gambar jantung manusia. Kini, para ilmuwan menduga ada lautan berisi cairan kental di bawah kawasan berbentuk hati itu. Lautan itu diberi nama Tombaugh Regio, menurut makalah yang belum lama terbit di jurnal ilmiahNature.
Keberadaan perairan luas bawah tanah ini menjadi jawaban dari pertanyaan yang selama ini menghantui para ilmuwan: kenapa wilayah berbentuk jantung di Pluto selalu menjauhi satelitnya, Charon.
"Pluto dan Charon saling berkaitan. Hubungan keduanya menyebabkan fenoma pasang surut," urai Richard Binzel, profesor MIT dan salah satu ilmuwan di balik proyek New Horizons sekaligus penulis makalah tersebut dalam sebuah wawancara. Pluto dan Charon selalu berhadapan. Sisi Charon yang menghadap Pluto selalu sama. Begitupun sebaliknya. Anehnya, wilayah Tombaugh Regio— terutama daerah bernama Sputnik Planitia, kerap disebut sebagai bilik jantung kiri Pluto—"selalu terletak di sisi yang tak menghadap Charon, "ujar Binzel.
Bilik jantung kiri ini, sebuah kawah bekas tumbukan meteor, diperkirakan penuh dengan es nitrogen beku (makanya warnanya terang sekali). Kerak es-nya tampak lebih tipis. "Cairan kental di bawahnya mendorong kerak ini ke atas dan akhirnya membentuk tonjolan," kata Binzel. Proses ini menambah sedikit "massa Pluto di sana" yang berpengaruh pada orbit planet kerdil itu.
Mengenai keberadaan perairan Pluto, Ilmuwan percaya letaknya di sekitar 150 - 20O km di bawah permukaan. Dengan lapisan air "yang tebalnya bisa mencapai 100 kilometer", belum dipastikan apakah perairan ini dulunya menyelubungi permukaan Pluto. Namun, kemungkinan itu tetap ada, menurut pengakuan Binzel.
Semua planet di sistem tata surya kita dipercaya memiliki lautan di bawah permukaannya. Misalnya, Gesyser telah ditemukan di salah satu satelit Saturnus, Enceladus. Uap air juga terlihat keluar dari permukaan Europa, salah satu satelit Jupiter. Pertanyaannya, kenapa ada banyak air di tata surya kita? "Elemen yang paling umum dalam semesta adalah hidrogen, helium, dan oksigen," tutur Binzel. Helium sifatnya lembam. Dua elemen sisanyalah yang menyusun seluruh air di semesta.
Permukaan Pluto Dari Dekat (NASA) |
"H20 adalah senyawa yang memungkinkan sebuah semesta terbentuk," tambah Binzel.
Jelas, ini kabar menyenangkan bagi proses pencarian kehidupan di luar sana, meski kita tak yakin apakah ada kehidupan di Pluto. Yang pasti, NASA mencatat air di sebuah planet merupakan elemen kunci penting terbentuknya kehidupan. Sementara itu, sekarang New Horizons sedang menuju sabuk Kuiper, wilayah kacau balau di luar tata surya kita yang belum banyak diketahui para ilmuwan.
Komentar
Posting Komentar